Thursday, February 12, 2009

Abu Syafiq Mengatakan Allah Tidak Besar..

klik pada gambar di atas...

Abu Syafiq berkata sebagaimana di dalam kertas lembaran di atas "Allah bukan berukuran besar... atau lebih besar dari 'Arasy".. (lihat pada gambar di atas) Inilah hakikatnya aqidah mereka, mereka ingin menafikan Allah dari sebarang ukuran sama ada kecil mahupun besar, sedangkan dengan jelas dalam Al-Quran banyak menyebut Allah Maha Besar.

Bukankah, sering dilaungkan "Allahu Akbar" ketika azan, iqamah, takbirratul ihram, setiap kali takbir dalam pergerakan solat, dan pada zikir-zikir waktu-waktu tertentu seperti zikir setelah solat. Maka apakah yang dimaksudkan "AKBAR" di situ kalau bukan Allah itu pasti Maha Besar?!!

Abu Syafiq berkata lagi: "Jika anda ditanya Allah dimana? Maka jawaplah "Allah Wujud Tanpa bertempat"...(lihat gambar di atas)

Ini bertentangan dengan hadis Nabi s.a.w. yang sahih riwayat Imam Muslim pada kitab ( المساجد والمواضع الصلاة ) dalam bab (تحريم الكلام في الصلاة ونسخ ما كَان مِن إباحتِه ). Iaitu Hadis daripada Mu'awiyah bin Al-Hakam As-Salami menceritakan ketika beliau hendak membebaskan (Jariah) hamba perempuannya, maka beliau bertanya kepada Rasulullah s.a.w. kemudian baginda (Nabi s.a.w) menyuruh agar hamba tersebut dipanggil lalu baginda bersabda:

أَيْنَ اللَّهُ قَالَتْ فِي السَّمَاءِ قَالَ مَنْ أَنَا قَالَتْ أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ قَالَ أَعْتِقْهَا فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ

Di manakah Allah? dia menjawab: Di Langit. baginda bertanya lagi : Siapa aku? Jawab Jariah: Kamu Rasulullah. Lalu baginda berkata: merdekakan dia kerana dia adalah Mukminah.

Takhrij hadis ini seperti berikut:

1 - Muslim bin Hajjaj dalam Sahih Muslim, no: 537.
2 - Malik bin Anas dalam al-Muwattha', no: 1468.
3 - Abu Daud al-Tayalisi dalam al-Musnad, no: 1105.
4 - Muhammad bin Idris as-Syafi'i dalam al-Umm, no: 242.
5 - 'Abd al-Razzaq dalam al-Musannaf, no: 16851.
6 - Ibn Abi Syaibah dalam al-Musannaf, no 30333.
7 - Ahmad bin Hanbal dalam al-Musannaf, no: 7906, 23762, 23765 & 23767.
8 - Abu Daud al-Sajastani dalam Sunan Abu Daud, no: 930 & 3282.
9 - Ibn Qutaibah dalam Ta'wil Mukhtalaf al-Hadis, no: 272.
10 - 'Utsman bin Sa'id al-Darimi dalam al-Rad 'ala al-Jahmiyyah, no: 62.
11 - al-Harith bin Abi Usamah dalam al-Musnad, no: 015.
12 - 'Amr bin Abi 'Ashim al-Shaibani dalam al-Sunnah Li Ibn Abi 'Ashim, no: 489.
13 - al-Nasai dalam Sunan al-Nasai, no: 1142, 7708, 8535 & 11401.
14 - Ibn Jarud dalam al-Muntaqa, no: 212.
15 - Ibn Khuzaimah dalam Kitab al-Tauhid wa Itsbat Sifat al-Rabb 'Azza wa Jalla, no: 178, 179, 180, 181 & 182.
16 - Abi 'Uwanah dalam al-Musnad, no: 1727 & 1728.
17 - Abu al-Husain 'Abd al-Baqi' dalam al-Mu'jam al-Sahabah, 735.
18 - Ibn Hibban dalam Sahih Ibn Hibban, no: 165 & 2247.
19 - al-Thabrani dalam Mu'jam al-Kabir, no: 937 & 938.
20 - Muhammad bin Ishaq bin Manduh dalam al-Iman, no: 091.
21 - al-Lalaka'I dalam Syarah Usul I'tiqad Ahl al-Sunnah, no: 652.
22 - Abu Nu'aim al-Asbahani dalam al-Musnad al-Mustakhraj 'ala Sahih Imam Muslim, no: 1183.
23 - Ibn Hazm dalam al-Muhalla, no: 1664.
24 - al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra, no: 15266, 15268, 19984 & 19985.
25 - 'Abd Allah bin Muhammad bin 'Ali al-Harawi dalam al-'Arba'in fi Dalail al-Tauhid, no: 011.

Guru kepada Imam Bukhari rahimahullah, membawakan perkataan Abdullah bin Mubarak (181 H).

عن علي بن الحسن بن شقيق، شيخ البخاري، قال: قلت لعبد الله ابن المبارك كيف نعرف ربنا؟ قال: "في السماء السابعة على عرشه". وفي لفظ "على السماء السابعة على عرشه، ولا نقول كما تقول الجهمية إنه هاهنا في الأرض". وقال أيضاً: سألت ابن المبارك: كيف ينبغي لنا أن نعرف ربنا؟. قال: "على السماء السابعة، على عرشه، ولا نقول كما تقول الجهمية إنه هاهنا في الأرض"

Dari Ali Ibn Al-Hasan bin Syaqiq, guru Imam Bukhari berkata: “Saya pernah bertanya kepada Abdullah bin Mubarak bagaimana kita mengetahui Tuhan kita?” Katanya: “DI LANGIT KE TUJUH DI ATAS ARASY-NYA

Dalam lafaz lain: “Di atas langit ke tujuh di atas ‘ArasyNya dan kita tidak mengatakan sebagaimana yang dikatakan Jahmiyyah bahawasanya Allah di sini, di bumi.”

Ali juga berkata: “Saya pernah bertanya kepada Abdullah bin Mubarak: “Bagaimana sepatutnya kita mengenali Tuhan kita?” Dia menjawab: “Di atas langit ketujuh, di atas Arasy-Nya, dan kita tidak mengatakan sebagaimana orang Jahmiyyah berkata bahawa Allah ada di bumi ini.”

Riwayat ini dikeluarkan oleh:

1 - Imam Bukhari dalam Khalqu Af’al Al-Ibad (8),
2 - Ad-Darimi dalam Raddu Ala Al-Marisi (103) dan juga dalam Ar-Raddu Ala Al-Jahmiyyah (50),
3 - Abdullah bin Ahmad dalam As-Sunnah no: 22 & no: 216,

4 - Ibn Batthah dalam Al-Ibanah no: 112,
5 - Ibn Mandah dalam At-Tauhid no: 899,
6 - Ash-Shobuni dalam Aqidah As-Salaf no: 28,
7 - Al-Baihaqi dalam Asma’ Wa Al-Sifat no: 903,
8 - Ibn Abdil Barr dalam At-Tamhid (7/142),
9 - Ibn Qudamah dalam Itsbat Shifat Al-Uluw, 99 & 100.

Nabi sendiri telah bersabda:

والله فوق العرش يعلم ما أنتم عليه


Maksudnya: “Dan Allah di atas ‘Arasy mengetahui apa yang kalian lakukan.”

Hadis ini dikeluarkan oleh:

1 - Ahmad dalam musnadnya (1/207),
2 - Abu Daud no: 4723,
3 - Tirmizi no: 3320,
4 - Ibn Majah dalam Muqaddimah Sunannya (1/69),
5 - Ad-Darimi dalam Ar-Raddu Ala Bisyr Al-Marisi (448),
6 - Ibn Abi Ashim dalam As-Sunnah (1/253),
7 - Ibn Khuzaimah dalam At-Tauhid no: 144,
8 - Al-Ajurri dalam Asy-Syari’ah no:665,
9 - Ibn Mandah dalam At-Tauhid,
10 - Al-Lalikai dalam Syarah Usul I’tiqad Ahlis Sunnah Wal Jamaah (3/390).

Maka, telah jelaslah bahawa aqidah Abu-Syafiq dan konco-konconya adalah bersalahan dengan hadis Nabi s.a.w. yang telah saya sebutkan sebentar tadi. Cadangan saya, agar mereka membaca artikel "Ma'iyyah Allah" dalam blog http://wahabiah.blogspot.com bagi membuktikan aqidah yang sebenar Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah Allah di langit, iaitu di atas 'ArasyNya.

http://ahbash-sesat.blogspot.com

13 comments:

Ferizal Al Arabia said...

SiAPAKAH PENYUSUN DAFTAR SiFAT 20 PERTAMA KALi ???

KESALAHAN FATAL AJARAN SiFAT 20…
PENGKAFiRAN DALAM KiTAB KUNiNG YANG KEJi OLEH SYAiKH SANUSi…

bulletin ini di syarah oleh SYAiKH FERiZAL AL ARABiA

Inilah BARANG BUKTi yaitu SCAN KiTAB KiFAYATUL ‘AWAM :

Terjemahan kitab: ===Adapun taklid yakni mengetahui akidah akidah yang 50 dan tidak mengetahui akan dalil nya yang ijmaly atau tafshily maka para ulama berbeda pendapat dalam hal ini. Sebagian ulama berkata : “ TiDAK MENCUKUPi TAKLiD iTU DAN ORANG YANG BERTAKLiD KAFiR”. Ibnul Arabi dan Sanusi mengikuti pendapat ini===

Siapakah PENYUSUN DAFTAR SiFAT 50 PERTAMA KALi ?????
Jawab : Ajaran Sifat 20 atau sifat 50 di susun pertama kali oleh Syaikh As Sanusi ( lahir tahun 1437 M dan wafat tahun 1490 M ) dalam Kitab Umm Al Barahin… Ajaran sifat 20 bukan lah susunan Abu Hasan Al Asy’ari.. Ini fakta sejarah internasional…

Seluruh kaum muslimin sepakat bahwa Mengimani dalil NAQLi (Al Quran dan Hadis adalah wajib hukum nya).. Nyan cit hana dawa… Murid SD pun tahu hal tersebut

Akan tetapi, apakah mengimani dalil aqli ( dalil akal ) yang dikarang OLEH Si PENYUSUN DAFTAR SiFAT 50 adalah mutlak wajib ????? Mari kita buktikan :

1. Dalam berbagai kitab kalam (kitab kuning) disebut kan tentang TEORi JAUHAR FARD (teori atom)… Menurut orang zaman dulu, atom (bahasa arab: jauhar fard) adalah benda yang amat halus, materi yang tidak dapat dibagi bagi lagi karena sangat halus nya..

Namun FATAL !!!!!!!!! Akal orang zaman dulu patah ketika perkembangan ilmu alam modern (ahli science modern) ternyata mampu membagi bagi atom menjadi electron, proton dan neutron…. Orang Islam yang pertama kali memaparkan teori tersebut ialah Abu Huzail al ‘Ulaaf tokoh Mu’tazilah dari Bashrah.. T

teori ini bersumber dari seorang filosof Yunani; DEMOCRiTOS… Teori Jauhar Al Fard sebenarnya dimaksud kan untuk menyanggah teori materi eternal (Al Maddah al Qadimah) yang di kemukakan oleh Aristoteles… Apakah dalil akal yang macam begini jika tidak kita percayai membuat kita jadi KAFiR ???? Tanya aja murid SD

2. Pada dalil kebaruan alam terdapat 7 pokok pembicaraan yang terkenal dengan sebutan mathalib sab’ah.. Syaikh Bajuri menyatakan : “mathalib sab’ah ini tidak dapat diketahui kecuali oleh orang orang yang rasikh atau yang sangat dalam ilmu nya”… Syaikh Sanusi menyatakan : “dengan mathalib sab’ah inilah si mukallaf akan selamat dari pintu jahannam yang tujuh”… Ini merupakan dalil akal yang bercampur filsafat Yunani yang mereka masukkan kedalam kitab kuning…

Apakah dalil akal yang macam begini, jika tidak kita percayai membuat kita jadi KAFiR ? akidah bukan dari orang orang filsafat

Ilmu mantiq yang berasal dari sikafir yunani digunakan untuk pembahasan akidah islam

Akidah yang benar adalah akidah Rasulullah S.A.W dan para sahabat nya r.a… Akidah bersifat tauqifiyyah dan ittiba’ pada Rasulullah S.A.W

Menurut penulis, sejumlah pembahasan ilmu kalam dalam kitab kuning merupakan model teologi yang telah dikembangkan oleh para pengikut Asy’ariyah, tidak selalu sama dengan pokok pemikiran Imam Abu Hasan Asy’ari.. Misal nya : Ajaran Sifat 20 di susun oleh Syaikh As Sanusi ( 1437 M- 1490 M ) dalam Kitab Umm Al Barahin… Ajaran sifat 20 bukan lah susunan Abu Hasan Al Asy’ari.. Ini fakta sejarah internasional…

Terdapat sejumlah kejanggalan ilmu kalam dalam kitab kuning, misal nya :
1. Pada dalil kebaruan alam terdapat 7 pokok pembicaraan yang terkenal dengan sebutan mathalib sab’ah ( silahkan check : Kitab Kifayatul Awam )

Syaikh Bajuri menyatakan : “mathalib sab’ah ini tidak dapat diketahui kecuali oleh orang orang yang rasikh atau yang sangat dalam ilmu nya”

Syaikh Sanusi menyatakan : “dengan mathalib sab’ah inilah si mukallaf akan selamat dari pintu jahannam yang tujuh”

JAWABAN SAYA :
Wahai Syaikh As Sanusi !!!! Bagaimana gerangan pendapat mu terhadap para Sahabat Rasulullah dan ulama ulama lain yang tidak menetap kan adanya Tuhan dengan perantaraan mathlab tujuh itu ?? Apakah lantaran itu pintu neraka jahannam menjadi terbuka bagi beliau beliau itu ?????

Wahai Syaikh Bajuri !!!!! apakah ilmu beliau beliau itu itu kurang rasikh atau tidak rasikh ???? Jangan mencampur akidah Islam dengan filsafat !!!!

2. Tentang bahagian bahagian alam.. Menurut orang orang mu’tazilah ; benda terdiri dari bagian bagian kecil yang tidak dapat dibagi bagi lagi (jauhar fard atau atom). Teori atom ini menjadi dasar pendapat mu’tazilah tentang kekuasaan Tuhan dan hubungan nya dengan alam…. Teori ini bersumber dari seorang filosof Yunani; DEMOCRiTOS yang masih di sengketakan di antara filosof filosof Yunani

Dengan demikian, akan timbul permasalahan sebagai berikut :
a. Kenapa dalam sejumlah kitab kuning; teori jauhar fard di anggap sebagai bagian dari akidah Islam versi Asy’ariyyah ??? Padahal sejarah pemikiran Islam membuktikan bahwa orang yang pertama kali memaparkan teori tersebut ialah Abu Huzail al ‘Ulaaf tokoh Mu’tazilah dari Bashrah.

b. Kalau penulis kitab Kifayatul Awam ingin membuktikan Tuhan dengan teori Jauhar Fard ( atom, dari bahasa Yunani : atomos; individed )… Bagaimana kah dengan penemuan baru bahwa atom terdiri dari proton, neutron dan electron ?
c. Teori tersebut bukan dari Islam… Itukah dalil aqli yang harus kita percayai ?

3.Al Qur an juga tidak menggunakan istilah istilah filsafat seperti jauhar, aradl dan sebagai nya.. karena agama tidak hanya untuk orang orang filosof

4.Membahas hukum hukum akal ( law of reason ) yang terbagi dalam tiga kategori :
- wajib pada akal, mustahil pada akal, jaiz pada akal .. Menurut para pengkaji; penggunaan hukum hukum ini di pengaruhi dialektika Yunani dan logika Aristoteles…..

wassalam
syaikh ferizal Al arabia
hand phone : 0853 1043 8721

zulziman said...

Allah bukan makhluk (jirim, jisim)

zulziman said...

Tanah, air, api, angin itu semuanya jirim

zulziman said...

Jirim sifatnya mati.Allah lah yang menciptakan makhluk menjadi hidup.

zulziman said...

Allah lah yang mencipta makhluk daripada tiada sehingga zahir tubuh (jisim).

zulziman said...

Allah lah yang membentuk rupa makhluk

Follower of Scholars said...

fareizal ni bengong ke ape..
dalam aqidah ahli sunnah asya'irah ada dibahaskan bahawa Allah pencipta sekalin makhluk dari sekecil2 sehingga sebesar jisim..jisim terdiri daripada dua jauhar fard atau lebih..jauhar fard ini dalah jsism yg tidak boleh dibahagikan dan perkataan jauhar fard ini diguna dalam sains sbg atom.. tp dalam pkr adanya proton, electron dan neutrin dalam atom, itu bukan suatu yg pasti dalam sains, itu sebab disebut sbg teori..saya sbg plajar chemical engineering yg balajar pkr ini sgt faham akan masalah ini..dikemukakan teori adnya proton dan electron sng memudahkan pengkaji tahu bagaimana tindak balas satu atom dgn atom yg lain, tetapi apaka ade proton, electron dan neutron itu xdapat dibuktikan.. anda sgt bangang dalam pkr ini..jika xtaw, senyap..jangan pandai2..
Allah wujud tanpa tempat, bukan dilangit..

Auliya Iskandar Muhammad Noer said...

Wah pd berilmu ne, minimal sarjana kaya'nya, tp ttp boleh ikutan kan? Anggap aja saya manusia zaman yg masuk ke zaman kalian, yg mana di zaman saya ga' ada univ, ga' da gelar haji setelah naik haji, cuma ada guru privat tanpa wisuda...
oke bro, saya benar2x yg nyambung sama paparan tingkat tinggi kalian, jd saya ambil keyword nya aja dan itu pun ga' tepat mungkin.
pertama soal ukuran tuhan. Tentunya ga' mungkin kita samakan dgn tekateki "gajah apanya yg besar?", "kandangnya bro!". Nah kan ga' mungkin kita samakan antara tuhan dgn singgasananya (arsy), lain cerita mana besar ratu atau singgasananya yg diambil oleh ahli kitab di zaman sulaiman, tentu besaran singgasananya donk. Intinya untuk apa ukuran tuhan? Bukankah lebih penting kekuasaannya?, seperti ketika musa berharap mengetahui ukuran tuhan lalu gunung tempat tuhan ingin menampakkannya pun hancur, jd tuk apa? Atau kalian mau disambar halilintar seperti keinginan kaum musa tuk melihat tuhan? Bertobatlah terhadap diri kalian...
Kedua, ttg tempatnya tuhan. Bukankah setelah diciptakannya alam semesta ia kelangit ke tempat singgasananya? Akan tetapi katakan bahwa aku sangat dekat kepada mereka yg memohon kepada ku. Ahh punya ilmu setinggi langit ga' suka baca qur'an, piye to mas. Kalam tuhan di qur'an ga' da yg bo'ong..
Ketiga ttg bagaimana mengenalnya, hmm harimau mati meninggalkan belang dan manusia mati meninggalkan nama. Kurang lebih aja, tu' mengenal tuhan ya kenalilah hasil ciptaannya, bagaimana unta diciptakan, bagaimana bumi dihamparkan, bagaimana langit ditinggikan. Ya mengingat ini (zikir) boleh sambil berbaring, duduk, berdiri dan untuk mereka yg berilmu dptlah menggunakan akal pikirannya agar ditinggikan satu derajat.... Jangan berharap kenalan bisa jabat tangan ama tuhan bro, dhuaarrr kena petir lo...
keempat, ttg atom, di dunia pengetahuan modal mikroskop plus sda manusia dlm menggali pengetahuan. Ya saat itu, itu yg terkecil lalu diadopsilah kata arab, no problem. Yg penting unsur terkecil yg dimaksud al qur'an ya ga' itu, perbuatan baik dan buruk dicatat biarpun sekecil-kecilnya. Berapa kecilnya?. Ya ga' sampe tau kita sampe mati, habis sama aja cerita tentang prosesor komputer, habis pentium 1, ya 2, trus, 3 bla bla bla. Intinya kecil sekarang ya sejauh pengetahuan sekarang, besok ia berkembang dan berkembang hingga ke kiamat, itulah sejauh2x pengetahuan kita dan tenru beda sama pengetahuan tuhan yang mengetahui apa yg kering dan basah pada kegelapan malam di alam semesta kita, mengapa ga' beramal aja, ni ngitung yg uptodate, weh weh weh ga' da kerjaan lagi para sarjana ya?, ciptain sesuatu dong apa gitu sehingga bermanfaat dan menjadi amal yg baik...
kelima, ntar ajalah, oh ya my name annuit coeptis email novus.ordo_seclorum@rocketmail.com sori gw cuma numpang lewat bro, lanjutin lah, jk kasak kusuk ini merupakan bekal kalian....

samad said...

wahabi memang sesat lagi meyesatkan...kerana meyamakan Allah dgn mahkluk....klau mengatakan Allah di langit atau diarash sama lah seperti mahkluk kerana bertempat...sebelum Allah cipta arash Allah duduk di mana woi banggang....klau kita nak tengok anak bulan kita kena naik atas menara awat anak bulan duduk atas menara ke....

samad said...
This comment has been removed by the author.
Washiyat Abrar said...
This comment has been removed by the author.
AL-BANJARI said...

Maha suci Allah dari apa yang mereka perkatakan....Allah Maha Agong lagi Maha Mendengar apa yang kamu perkatakan....fahamilah!!!

John Doe said...

Selepas membaca yakinlah saya bahawa admin ini beraqidah wahabi.
Aqidah ahlussunnah iaitu spt yg diambil oleh asshaari dan maturudi ialah Allah wujud tanpa tempat dan Allah tidak memerlukan Arasy sbg tempat dudukNya.

Adakah Arasy Allah itu qadim? Kalau dijawab qadim maka Arasy sudah jadi bukan makhluk dan sudah ada selain Allah yang qadim. Ini jadi aqidah sesat sebab Allah sahajalah yang Qadim.

Kalau dijawab Arash itu tidak qadim maka timbul persoalan pula di manakah Allah duduk sebelum Arash diciptakan.

Kalau pun nak pegang aqidah Allah duduk atas Arash janganlah nak mengaku ini aqidah ahlussunnah pula. Mengaku sajalah ini aqidah Wahabi dan admin ni confirm Wahabi.